Minggu, 23 November 2014

tak perlu kemana-mana

kenapa kau tutupi jejakmu ?
apa karena kau tak ingin aku mengikutimu ?
apa karena kau mau menghilang lagi ?
atau .. atau...karena....
"sssssst",
kau memberi kode untukku agar berhenti bertanya
tatapku masih penuh tanya dan ketakutan
"kenapa??"

"itu karena aku tak mau kau pergi dari tempatmu ...karena aku takut tak dapat lagi menggapaimu...'RUMAH' tak perlu kemana-mana...karena kau satu-satunya tempatku pulang"

seketika aku membisu ditengah syahdunya terpaan hujan diiringi halilintar yang mengakar disekelilingku ...
satu-satunya yang kusadari saat itu, tak ada yang tersisa dari rasa takutku..
mereka musnah seketika.

Selasa, 11 November 2014

1 x 1,5 meter

aku mengendap-endap
melangkah dengan sangat hati-hati
mengintip kehadiranmu lewat jendela
1 x 1,5 meter

tanganku tak kuasa mengangkat ensel jendela
baru saja terbuka 30°  dengan penyanggah
angin dingin menyerbu wajahku dari 2 penjuru

mengecup berebutan, buatku berisik dan panik
kau menangkap sosokku
menyembul senyuman yang meluruhkan jiwa raga
"hai ?",sapamu lembut

dan dari balik jendela 1 x 1,5 meter ini
aku hanya terdiam malu
membisu karena disumpal penuh angan tentangmu
merindu karena tak mampu memelukmu

hujan, kau temui aku.
kau selalu menyapa
meski terbingkai 1 x 1,5 meter
dibalik kaca dan kayu




kita tau

sejak awal aku tau..
kita benar-benar sejiwa
sukma kita saling terkait
bertukar rasa dan asa
tanpa pernah kita sadari
maupun sibuk mencari
yang kutau, "kita tau"

#sajak 1:53

Sabtu, 08 November 2014

"hai !"

"akhirnya !"
aku berlari ke jendela , menempelkan wajahku ke jeruji dingin dengan aksen melintir dengan warna polosan .
hidungku kembang kempis memaksakan banyak udara kuhirup sekaligus, rakus
senyum-senyum sendiri kearahmu, menghayati aroma yang kau semburkan keudara bebas dari balik jendela .

"kangen !"
aku tertawa manja, ingin sekali memelukmu, 
menari-nari bebas tanpa aturan tertentu, tanpa skenario berliku
dan kamu menyambutku dengan senyuman syahdu
seperti waktu di masa yang lalu

rasanya baru kemarin ,namun sudah begitu merindu
kamu bisa pergi dan datang kapan saja tak kenal waktu 
anehnya aku tak pernah ragu kepadamu
karena kemanapun aku pergi ,dan kemanapun kamu menghilang
aku selalu jadi rumahmu pulang

aku mencintaimu, wahai Hujan...


-Yogyakarta, Romansa Hujan di Bulan November