Kamis, 16 Agustus 2018

#RACAU SORE - BEBERAPA HAL

Di usia yang nyaris seperempat abad ini...

Saya belajar untuk lebih rileks dalam menghadapi banyak situasi, tidak memaksakan diri untuk 'selalu memuaskan banyak orang'. Tidak mau terlalu menonjol dalam sebuah forum (sudah lewat toh masa-masa keras pembuktian itu),
Dan berhenti istirahat kalau memang lelah, tidur kalau memang capek dan ngantuk, sesekali makan junkfood kalau memang lagi ingin, dan...belajar untuk membahagiakan diri dengan momen 'me time' yang berkualitas, berkomunikasi dengan orang-orang yang saya ingini saja (yang tidak bikin pusing), tidak perlu buang tenaga untuk mengklarifikasi sebuah isu. Sulit sekali untuk yang satu ini, tapi terkadang memaksa diri untuk lebih cuek sedikit... bisa membuat diri lebih bahagia.

Meskipun akhirnya dihindari, walau terkadang jadi diremehkan.. tapi benar deh, menjalani "slow life dan self-care" jauh lebih mendamaikan hidup...
Jadi lebih banyak ruang untuk memaafkan diri dan orang lain, lebih menikmati waktu, lebih mensyukuri nikmat hidup.

Dan disitu juga rantai seleksi alam yang dikira terputus ... ternyata masih berjalan, bukan ?
Yang ditakdirkan untuk tinggal, maka mereka akan tetap tinggal... dan yang ditakdirkan untuk pergi, maka akan pergi...cepat atau lambat, karena kita membuat kesalahan atau tidak....


Salam sehat jiwa, pikir, dan rasa.
-saya yang deg deg an menuju 25 tahun, wkwkwk gak deng !

Rabu, 15 Agustus 2018

#RACAU SORE - MENGKOMPARASI TAKDIR

Benar...
Menghidupi kehidupan dengan label 'dewasa' sungguh selucu ini.

Ibarat angin tak bisa adu kecepatan dengan rindangnya pohon, dan kuat debit aliran sungai sungguh tak imbang jika diadu dengan pergerakan gumpalan awan di langit sana.

Ya... Begitulah kenyataannya, bisa saja kamu saat ini sedang bersusah payah memenuhi kebutuhanmu karena kamulah tulang punggung keluarga, boro-boro memikirkan pernikahan, memikirkan esok keluargamu masih bisa makan saja sudah lega.

Disisi lain, ada manusia-manusia yang terlahir dengan sendok perak di mulutnya.
Hidup nyaman, tidak ada tuntutan, masa depan terjamin dengan simpanan dan warisan generasi diatasnya.

Bisa jadi, kamu sekarang sedang bingung, kemana lagi kaki harus melangkah dengan skill yang sedang kau asah dan ilmu yang lagi kau perdalam kesana kemari, sedang disatu sisi, keluarga terus meremehkan apa yang kamu usahakan, hingga takut mengutarakan mimpi di dalam pikiran.

Atau, kau yang merenung disana... Dengan setumpuk kerjaan dan waktu luang diakhir pekan, sudah punya tabungan... Masih melamunkan tentang kehidupan macam apa yang sesungguhnya kau inginkan (?). Mau keluar dari zona nyaman tapi takut dihadang kenyataan dan hambatan, tapi rasa mengganjal tak kunjung menghilang...

Bisa juga kamu benar-benar gigih bekerja, karena itu satu-satunya cara untuk terlepas dari tuntutan keluarga yang tak ada habisnya jika melihat kau "santai saja".

Hingga tak jarang kita mengeluh dan membatin, "enak ya dia"...tidak sedikit keluhan yang keluar dan menjelma galian dalam menantimu tersandung dan jatuh tenggelam.

Benar...aku ingin bilang hal ini sangat wajar dan 'khas manusia'.
Kita tidak akan pernah puas jika terus membandingkan, selamanya manusia akan memiliki benih keserakahan, namun sejauh apa kita membuatnya berkembang maka tidak akan ada matinya. Tapi kita selalu punya pilihan, bukan ? Untuk membiarkannya tumbuh liar dan menjadi benalu, atau melepaskannya dan mulai fokus menyirami hal baik lainnya.

Semua hal kecil yang disebutkan diatas dan masih banyak contoh besar dalam semesta ini, sungguh merupakan medan pendewasaan bagi semua makhluk yang tahu diri, mengerti apa yang harus ditambah, dikurang, dan dipangkas dari pribadi untuk menciptakan ruang kelegaan dalam syukur yang besar.

Selamat bernegosiasi dan damai dengan jiwa dan takdir...
Semangat berjuang, untuk kalian yang memang ditakdirkan untuk berjuang lebih keras. Pasti kuat, yakinlah mampu.



Rabu, 08 Agustus 2018

#RACAUMALAM- PERTANYAAN YANG TIBA-TIBA MUNCUL BEGITU SAJA

Entahlah, sudah lama rasanya menyimpan, merangkai, dan tiba-tiba ingin menulis namun menghilang dalam sekejap hanya karena rasa lapar, malas, ataupun kesibukan yang tak dinyana.
ah ! Entah kenapa kali ini begitu kacau, feels like a shitty girl since this evening. Hingga akhirnya mengambil istirahat disela-sela lembur untuk deadline besok pagi.

kalau kamu termasuk orang-orang yang paham dengan dirimu.. pasti pernah bilang gini ,"sudah.. sudah.. sepertinya ini sudah tidak menyehatkan untuk diriku" (pernah nggak sih ?) termasuk saat kamu memasuki beberapa ranah yang energinya ternyata begitu menguras dan tidak baik buatmu (include those toxic people ;p)
Yah, kira-kira saya merasakan energi yang 'bobrok' akhir-akhir ini... dan sedang menganalisa "hal apa yang memicu" sehingga bisa segera sembuh. Karena gak baik juga berbagi energi negatif dengan semesta... eveeeennn~ mereka bisa netralize gitu, dan justru me re-charge energi baik ke kita :')
*duh baiknya~

well.
Saya buka-buka SOSMED dan tiba-tiba muncul pertanyaan setelah membaca sebuah caption.
Saya sendiri tidak tahu yaaaa, apakah ini dipercaya oleh semua manusia atau mayoritas manusia di muka bumi. Begini.
Saya sungguh penasaran, apakah menjadikan sosok laki-laki sebagai 'tokoh pelindung, pengayom, pemimpin, penentram hati' benar-benar dipercaya sebagai kodrat, ataukah itu semua hanyalah doktrin yang dibentuk oleh ribuan generasi diatas kita ? Ya... benar... apakah itu termasuk hasil dari buah patriaki yang mengakar dan berbunga lalu berbuah kemana-mana itu ?

Karena, tidak sedikit ku melihat kenyataan, bahwa laki-lakipun menjadi korban dari standar itu semua. Tentu saja itu tugas yang berat lho bagi laki-laki (ya gak sih ?)
Tapi kenapa 'mereka' harus punya standar melindungi, mengayomi, memimpin, dan menentramkan ?
Lantas jika mereka ingin dilindungi ... siapa yang akan melindungi mereka ?
Tidakkah kita semua perlu sebuah lindungan -itu kenapa kita meminta pada Yang Kuasa untuk sebuah perlindungan dari segala marabahaya ataupun hal-hal yang tidak kita harapkan ???

tidakkah itu mengusik logika ?
entah kenapa rasanya makin iba dengan kaum adam.
apakah ini terasa adil ?

Sebagai contoh, mirip dengan yang pernah kutulis beberapa waktu lalu tentang patriaki.
laki-laki dituntut untuk selalu kuat, tidak boleh menangis, tidak boleh lemah.
Bukankah menjadi kuat itu menjelma pilihan ?
dan bukankah tidak ada yang ingin tidak bahagia, dan tidak ada yang tidak ingin selalu kuat ?
bahkan tidak ada yang mengharapkan kegagalan. Tapi kenapa lelaki tidak boleh gagal ?
kenapa laki-laki harus mengalami tekanan sebanyak itu ?


Itu sebabnya, saya merasa ada keganjilan yang menciptakan tanya.
Tidak bisakah kita, sosok perempuan yang terkenal tangguh dan serba bisa meski hidup sendiri seumur jantung berdetak - kini hadir sebagai sosok yang 'melengkapi' bukan sebagai penyandar. Tapi untuk menjadi tempat sandaran ? pelukan hangat tempat tangisnya berpulang ? pundak tegar yang mampu menopang kepala yang berpeluh ? badut romantis yang menghangatkan suasana ?

Maka, tak ada lagi lelaki yang terobsesi untuk menjadi Alpha hingga menyakiti mentalnya.
pun tak ada wanita alpha yang merendahkan diri untuk tidak nampak tangguh.

tidakkah itu lebih terdengar manis, adil, lembut, lagi membanggakan ???
:''')))))))


entah kenapa, perasaanku kini membaik setelah menuliskan ini semua.
ahahahaha.
baiklah. selamat beristirahat dan membuat hal baru nan baik di esok hari, segeralah sembuh untukku dan kalian semua yang mungkin merasa sendirian saat ini.
percayalah, setiap pundak akan mampu menopang apa yang dipikulnya masing-masing.
Tuhan kan desainer terbaik !

Aku kembali bekerja~

Yogyakarta, 08082018
masih dingin, sendirian di kantor, alamat pulang larut atau pagi :'D