Rabu, 15 Agustus 2018

#RACAU SORE - MENGKOMPARASI TAKDIR

Benar...
Menghidupi kehidupan dengan label 'dewasa' sungguh selucu ini.

Ibarat angin tak bisa adu kecepatan dengan rindangnya pohon, dan kuat debit aliran sungai sungguh tak imbang jika diadu dengan pergerakan gumpalan awan di langit sana.

Ya... Begitulah kenyataannya, bisa saja kamu saat ini sedang bersusah payah memenuhi kebutuhanmu karena kamulah tulang punggung keluarga, boro-boro memikirkan pernikahan, memikirkan esok keluargamu masih bisa makan saja sudah lega.

Disisi lain, ada manusia-manusia yang terlahir dengan sendok perak di mulutnya.
Hidup nyaman, tidak ada tuntutan, masa depan terjamin dengan simpanan dan warisan generasi diatasnya.

Bisa jadi, kamu sekarang sedang bingung, kemana lagi kaki harus melangkah dengan skill yang sedang kau asah dan ilmu yang lagi kau perdalam kesana kemari, sedang disatu sisi, keluarga terus meremehkan apa yang kamu usahakan, hingga takut mengutarakan mimpi di dalam pikiran.

Atau, kau yang merenung disana... Dengan setumpuk kerjaan dan waktu luang diakhir pekan, sudah punya tabungan... Masih melamunkan tentang kehidupan macam apa yang sesungguhnya kau inginkan (?). Mau keluar dari zona nyaman tapi takut dihadang kenyataan dan hambatan, tapi rasa mengganjal tak kunjung menghilang...

Bisa juga kamu benar-benar gigih bekerja, karena itu satu-satunya cara untuk terlepas dari tuntutan keluarga yang tak ada habisnya jika melihat kau "santai saja".

Hingga tak jarang kita mengeluh dan membatin, "enak ya dia"...tidak sedikit keluhan yang keluar dan menjelma galian dalam menantimu tersandung dan jatuh tenggelam.

Benar...aku ingin bilang hal ini sangat wajar dan 'khas manusia'.
Kita tidak akan pernah puas jika terus membandingkan, selamanya manusia akan memiliki benih keserakahan, namun sejauh apa kita membuatnya berkembang maka tidak akan ada matinya. Tapi kita selalu punya pilihan, bukan ? Untuk membiarkannya tumbuh liar dan menjadi benalu, atau melepaskannya dan mulai fokus menyirami hal baik lainnya.

Semua hal kecil yang disebutkan diatas dan masih banyak contoh besar dalam semesta ini, sungguh merupakan medan pendewasaan bagi semua makhluk yang tahu diri, mengerti apa yang harus ditambah, dikurang, dan dipangkas dari pribadi untuk menciptakan ruang kelegaan dalam syukur yang besar.

Selamat bernegosiasi dan damai dengan jiwa dan takdir...
Semangat berjuang, untuk kalian yang memang ditakdirkan untuk berjuang lebih keras. Pasti kuat, yakinlah mampu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.