Rabu, 23 Desember 2015

Picisan 1:4

Denganmu...
Aku belajar merasai  dalam lumpuh
Melihat dibalik pejam
Menghirup diantara kedap
Mengeja meski buta aksara
Mendengarkan dalam sunyi


Nb :: Jijay kan ?
Ngaku  jijay aja yakan ?.. Yg bikin aja bilang jijay kok ;'v
Wakakkakaakak
Selamat jadi gila. Selamat jatuh cinta. Selamat malam wahai pecinta


Kamis, 17 Desember 2015

sampai jumpa - pulang

"apa yang sedang kamu lihat ?",dia bertanya dalam dinginnya kemarau .
"mata mereka yang menusuk nyeri kedalam sukmaku"
"mm.. lantas ..??"
 aku menoleh gemas namun terikat bibir ini dalam senyum tipis

mencengkramnya dengan pandangan yang mengintimidasi
"k..kamu... pakai lagi sihirmu ?", ia tergagap
buatku terkekeh kesamping dan mencengkramnya kembali
"dengarkan baik-baik, sayang..."
memperingati kembali meski ku tau pasti tetap didengarkannya tanpa harus meminta

"setelah ini, mungkin aku akan pergi AGAK jauh..."
"lalu ?"
"lalu ... kita akan lihat, kemana benang merah ini akan membawaku"
"maksudmu ? tidak kembali ?"
"entahlah... aku pun tak tahu... tergantung radar mana yang membawaku kembali ke 'rumah' ku"

matanya membelalak, pupilnya membesar
"rumah yang sebenarnya",lanjutku menatap barat
"bukankah aku rumah ...mu---"
"entahlah... apa kau mampu membuat sinyal yang kuat untuk membawaku kembali ? tak ada yang tahu, Kita lihat saja nanti... "
perlahan cengkraman itu melonggar
dan keheningan yang kudapat dari secarik senyuman halus yang kusanjungkan

"pada akhirnya... kita yang memilih untuk bergerak atau tetap diam dari pencarian dan keinginan untuk dicari... sisanya tinggallah-"
"-berserah dan ikhlas",sambung si bisu tiba-tiba

sore mendadak serak, tak lagi memanggil camar dari kejauhan
meninggalkan keduanya dalam sunyi
namun semesta paham betul
ada yang meledak-ledak dikeduanya


"sampai jumpa - pulang"





yang 'menggantung'

mereka bilang "Desember membuat semua harapanmu terwujud"
lantas bergelantunganlah mimpi-mimpi itu diatas kepala tuannya
menjuntai jauh dari pangkalnya ...
dilangit ketujuh sana mungkin, pikirku -agak apatis

atau lebih tepatnya sudah dapat menebak
apa yang akan terjadi satu dua bulan berikutnya
"masih kah ada yang tergantung disana ?"
karena mata ini begitu mencintai mimpi-mimpi yang menggantung kuat
diatas kepala pemiliknya

bahkan dengan melihat saja
seakan rela menjadi helaian tali diantara keduanya
yang menggantung menahan beban
menjaga mimpi-mimpi itu dari kuatnya angin
serta godaan grafitasi bumi

'semacam itulah'


hanya 'belum'

kita belum selesai, sayang ...
kita hanya belum bergerak untuk mencari
juga belum menyiapkan radar untuk ditemukan
tak ada yang tau kapan semuanya akan siap dan menangkap

;)

Kamis, 05 November 2015

pencuri

Seperti ada yang dicuri,
Namun semua bukti mengarah bahwa aku lah pencuri sebenarnya.

Entahlah, bahkan malam pun naik bahu dan mengalihkan mata saat kutanya siapa pelaku sesungguhnya.

Sedang aku tau... Semesta pun tau
Siapa yang sok lugu seakan tak pernah tau

Rabu, 02 September 2015

kantung teh

bukan perkara mudah bagi sebuah kantung teh terangkat dari gelas yang berisi air . Penuh. Sendirian.
begitu pula manusia
Adakalanya tersadar untuk segera bangun dan 'berpindah tugas'.
Setiap manusia punya konsentrat masing-masing terhadap manusia lain

Seberapa lama ia perlu dicelupkan atau mencelupkan diri dalam kehidupan manusia lain
seberapa pekat ia meninggalkan rasa yang kuat ataupun lembut
hingga seberapa banyak kadar 'kafein' yang perlu disalurkan melalui air dalam cawan,

sudah saatnya kantung teh ini diangkat atau mengangkat dirinya sendiri
menempel ke pinggir gelas saat diseruput tanpa sadar.
menempel dengan sabar hingga mengering, dan air menyusut
lantas merembet naik secara tak masuk akal sekalipun .
hingga tak lagi merendamkan diri dalam air berlama-lama.

Yang perlu kita catat
ada kadarnya...
ada batasnya...
tak perlu tamak, kaena semua sudah ada 'jatahnya'

Kamis, 27 Agustus 2015

teh & kopi

Jika kopi menyampaikannya dengan semangat yang menggebu dari seduhan air didih yang mengeluarkan aroma magisnya hingga mampu membuat seorang manusia menjadi begitu terbelalak dan aktif-asertif...

Maka teh menyampaikannya dengan panas 80° beserta kesabaran untuk memerahkan seluruh wadah entah itu berupa cawan, cangkir, gelas, bahkan mungkin poci.
Kemudian memenuhinya dengan aroma dan rasa yang begitu tenang dan dalam sebuah relaksasi dalam tiap hirupan. Sangatlah santun-bijaksana...



Jumat, 14 Agustus 2015

aku kelak

Kelak, saat kau memasuki rak-rak yang menyempit di penghujung toko buku tua...
Akan kau temukan aku bercerita lewat judul-judul buku syair yang kau lewati
Kau takkan pernah merasa asing membacanya

Kelak, ketika mendengar alunan musik cinta realita
Kau akan mendengarku menyanyikannya ditempat yang pernah kukumandangkan asa disana, bersama..
Memahami derai makna yang pernah kubacakan suatu malam
Diantara badai dan kelam

Tiap kau menepi Dari hujan
Yang kau lihat adalah tarian sunyi
Antara aku dan mimpi
Jiwa muda nan ceria dengan sejuta luka

Seperti menemukan huruf vokal diantara apitan konsonan disetiap tulisan
Seperti itulah aku diantara kehidupan
Tak akan hilang ditelan kematian

Hembusan sejuk dan ronta dalam angin
Pandangan dalam mata
Tarian dalam Hujan
Maut dalam sejuta asa

Aku tak pernah membuat kutukan, sayang ...karena Aku selalu menyebutnya kenangan

Dan ...
Jika kau kelak mempertanyakan lagi  kenapa aku melalukan semuanya ...
"Aku hanya mencukupkan tugasku", begitu jawabku tenang

Sabtu, 08 Agustus 2015

mari dansa pulang

suhu malam ini mengingatkanku dengan pesta dansa musim lalu...
tidakkah saat itu kau buatku tak menapak 
...untuk kesekian kalinya ?

musim kini telah berganti,tapi tak mengapa
tak perlu gundah dengan jarak yang ada
aku tau bumi takkan mampu menjadi rumah bagimu-bagi kita

Tapi tidak denganku, percayalah... 
sampai kapanpun akulah rumahmu
kembalilah jika kau lelah, aku akan menyiapkan secangkir minuman hangat
beserta kudapan yang selalu kusiapkan tiap malam 
(meskipun akhirnya kau tak juga datang)

membayangkanmu datang ... 
dengan membawa semua ekspresi dari pengalaman di luar sana
bercerita banyak hal hingga fajar membuka cakrawala nan benderang

sayang, jika nanti kau datang pulang
sisakan energi dan jiwamu untuk menari bersamaku, ya ?
kali ini, kita akan melayang bersama 
menjadi anak bumi yang menari hingga kelangit sana

Kamis, 18 Juni 2015

' kebangkitan ' - ASING

turbulensi besar mengoyak dunia yang ku rawat dengan baik
porak-poranda, air mata entah berapa banyak terbuang
hingga mungkin habis dari sumbernya
berteriak namun hening yang merefleksi kencang
menghempasku keras,
aku mati.

kadar gelombang  menipis
lambat laun kurasai kembali reseptor di wajahku, kepala,
merambat perlahan hingga ujung kaki
roh ku dimasukkan kembali
ini bukan reinkarnasi

aku hidup kembali
syaraf diotak berkerja lebih baik, kurasa
motorik kembali dengan ceria dan baik-baik saja
lebih aktif nyatanya
namun kini ada yang berbeda.

aku dikutuk
untuk menjadi makhluk asing di bumiku sendiri
mendengar apa yang tidak terdengar
melihat apa yang tidak terlihat
menyentuh segala yang tak terjamah
dan hidup berdua tak terpisahkan dengan satu makhluk aneh
yang tak kukenal sebelumnya.
"jiwaku"

sejak kebangkitan dari mati itu
rasa takutpun musnah
seperti menjadi sosok yang baru kukenali
dimana tak ada yang mampu memahami seperti diri
dan tentu saja Tuhan yang membuat cerita itu sendiri

bolehkah bertanya (?)
lantas, dibagian mana
makhluk lain yang nyatanya serba sama
dalam bumi dan arus stereotype
yang melihat dalam buta
mendengar dalam tuli
dan bicara dalam bisu
berhati namun mati

atau disebelah mana makhluk lain tersebut berhak menyatakan tahu apa yang aku ketahui secara utuh (?)
sedang mereka tak mengetahui .
sama sekali


#rangkaiansajak3/4gila #psnk

Rabu, 10 Juni 2015

Anti Provokasi - Laut Begitu Adanya

ombak menjadi 'kulit wajah' yang menyesuaikan pergulatan angin di atas sana
kemudian manusia mengenal 'sang laut yang mendebur'
lalu ia berbalik lantas membentuk gelombang besar dan kecil sesuai irama angin...
manusia berpikir "mungkin laut punya seribu wajah" 
namun yang ter-ramahlah yang sering dikenakannya

sedang jauh dibawahnya laut mengalun tenang
memiliki arus sesuai kuasanya
berbisik pada terumbu karang didasar sana
bercengkrama dengan bulu babi yang katanya sensitif sekali
kakinya digelitiki jalaran rumput-rumput laut yang berisikan ikan-ikan dan udang

begitu adanya, sejak dulu hingga dunia terpecah
menyimpan sejuk dikala langit terang
membagi hangat saat rembulan merangkak keluar 
sedangkan angin tetaplah angin, ia memanas dan mendingin sesukanya
memprovokasi setiap makhluk dan pergerakan diatas sana...

namun laut akan tetap menjadi laut.
terlepas dari hingar bingar yang menceritakan keanggunan dan misterinya disekujur ujung dunia
sejauh itu pula angin tak akan pernah mampu mempengaruhinya 
bahkan sekedar untuk menjamahnya
"laut memang begitu adanya", semesta memberi aba


-selamat beristirahat, selamat bekerja

Senin, 08 Juni 2015

rindu rintik juni

"kamu selalu datang di waktu yang tepat", ujarku pelan.
mega berwarna cerah ketika kau menerjang menghampiri dalam wujud rintik romantis yang begitu manis..
"lihat pohon di sebrang jalan sana?"
dia menoleh kebelakang
"yang semua daunnya kuning itu?"
"ya... kau tau ?"
"apa ? yang kutau sejak tadi kamu tersenyum ...rasanya sudah ratusan tahun aku gak liat senyum itu"
aku tertawa geli "hahaha, lebay !"
dia pun tertawa bisu melihatku tertawa renyah dihadapnya
"gimana daun tadi ?"
"oh.. iya, aku cuma mau bilang kalau dia mengucapkan terimakasih"
"untuk ?"
"dia bilang... dipenghujung masanya, dia bisa mati dengan bahagia tak lain karena kamu datang dengan lembutnya disore perpisahan dia dan rumpun keluarganya"

"aku sudah berjanji untuk menyampaikannya padamu... kau lihat ? matanya sendu ceria... dia lagi sekarat, namun pada kebahagiaan yang utuh.. "
"aku merindukan penciptaku, katanya tadi"
"dia memintaku memberikan pendapatnya tentang mu..."

"lantas kau jawab apa ?", hujan penasaran.. ia mulai mengurangi frekuensinya dalam rintik
"kubilang... 'bahkan, jika sore ini aku harus mati... aku rela mati karena aku sangat berbahagia, mungkin sama dengan yang kau rasakan sekarang ibu daun'..."

"apa .... itu gak terlalu...berlebihan ?"
aku menyeruput es susu coklat, lantas menatapmu dalam sipu... wajahmu tak kuasa menahan malu kan ?

"enggak... seperti yang kamu bilang tadi, sudah ratusan tahun rasanya aku tidak merasakan kebahagiaan seperti tadi..."

"hahaha...."
"duh, tawamu kaku ! kita ini apa sih ?", aku tertawa geli menggodamu yang makin tersipu.
"kita ini...",kau terhenti
tawaku tercekat, aku tau mataku membelalak perlahan.. bahkan gerak pupil dapat kurasakan.

"aih.. sudahlah ! apa-apaan sih mukamu !"
aku mencoba memecah kecanggungan...
kau tersadar... dan kembali tertawa dengan cerita-cerita senja yang kau bawa setelah sekian lama aku mengabaikannya.

kita tau...semesta bersuka cita akan kita, aku yang menantimu seperti dulu, dan kau yang tak lelah datang dengan menepuk rindu di kepalaku yang nyaris beku. aku yang selalu jadi rumahmu, bahkan di kala juni menguji lewat ritme yang sedikit... uh ! menyebalkan.

sepertinya... aku jatuh cinta
bukankah aku selalu jatuh cinta padamu ?
tapi kali ini aku benar-benar seperti saat masih awal dulu...
aku jatuh cinta padamu...
aku tau kau pun tau

kita selalu sulit mengatakannya dalam bahasa normal selayaknya manusia lainnya tapi kita selalu tau- paling tau ...kenapa Tuhan menjadikan kita ADA.



Rabu, 13 Mei 2015

mendung

mendung.
salah satu momen yang buatku beku
menantikan mu turun ke bumi
lalu mengajakku menari
hingga basah kuyup
dan jemariku membiru

Minggu, 10 Mei 2015

SATU

dan akan datang ...
ketidak-ajaib-an yang begitu ajaib
disaat semua penyihir kehabisan mantra

diwaktu kabut terhisap habis terik
dan kamu tau pasti jika 'momen itu' tiba...
karena kita bagian dari keajaiban itu .

kau dan aku menggali, kita mencari
lantas bertemu buntu...
lalu kita menciptakan jalan kembali

terang di dalam gelap
napas ditengah sesak...

kita satu
menyatukan
disatukan .

Jumat, 01 Mei 2015

masokis [2]

jika kau sadari
maka cintaku sangat mengintimidasi

mengintimidasimu dengan sihir
ajaib sihir yang tak terpatahkan sekalinya diterbitkan

yang tak bisa buatmu berhenti pikirkan
terlebih gantikanku

tak akan bisa berhenti hingga kau mati
karena  cinta ini begitu mistis

dan sayang untuk tidak jadi kisah masokis
sekali lagi, bukan aku yang tentukan

hanya satu kemungkinan
hingga aku atau kau yang mati.



*lama gak me-es-en-ka. sekalinya bikin yang kayak gini :v maapiinn abang dek !

Kamis, 23 April 2015

jatuh cinta dengan 'waras'

menertawakan kebodohan dimasa lalu
yang tak lain buah kepolosan dengan pemikiran dangkal .
lantas air mata mengalir tak tertahankan...
sekali lagi bukan menyesalinya.
justru mensyukuri, untung saja 'keluguan' itu terjadi dimasa lalu .
bukan di senja dimana kita berbagi cerita ini hingga tawa memecah mega.
dimana kita selalu jatuh cinta dengan sangat warasnya.
kita bukan lagi remaja, dan cinta tidak membuat kita gila
kita yang membuat cinta jadi gila !

Minggu, 19 April 2015

biarkan [cinta] menari

maafkan jika harus mesam-mesem dan tak kuasa menahan gerakan tubuh yang syarafnya pun ikut melantun centil ,
maafkan jika hanya mampu terdiam dan memejamkan mata dihadapanmu

lantas kurasakan kau genggam erat kedua telapak tanganku yang memunggungkan kita dengan santun
kau ajak aku membayangkan bagaimana cinta mengubah hujan menjadi bintang
se magis  menemukan benderang mentari dalam kepekatan malam


#izinkan aku jatuh cinta

Kamis, 09 April 2015

angin prostitusi

dibiarkannya dingin menggerogoti semau-hati
melucuti reseptor sejengkal demi sejengkal
mengecup tiap inchi pori-pori di permukaan kulit
yang sedari tadi bernapas irit hati-hati bak pion terdepan perlindungan raga
menyadari suatu zat sedang merajahi diri
menyambutnya datang dan menghantarnya pergi menghilang


*nb : overcharging energy, gak bisa tidur kalo belom 'me-es-en-ka' alias nge PS[n]K kan diri :-3 setelah sekian lama gak men sajak an diri :v. enjoy !

Rabu, 01 April 2015

curhat sunyi

tiba-tiba semuanya terdiam.
terkunci hati dan pikiran di tempatnya masing-masing
enggan diketahui satu sama lain
yang sebenarnya percuma karena sudah menembus jiwa sejak lama

embun nyaris tak kuasa menahan pikirannya
gadis itu menyadari kekonyolan ini
mereka berkumpul dan hanya saling menatap penuh cerita
"aku...hanya ingin bertanya"

semua melirik kearah si gadis
menahan komentar yang nantinya mengganggu
dan mereka tak ingin menghentikan si gadis menyampaikan
apa yang mereka tunggu-tunggu selama ini

Hujan duduk di sebelah senja
gerimis tenang, menatap cemas
mulut si gadis terbuka
kata-kata hampir mengalir begitu saja

namun yang terdengar hanya
imajinasi masing-masing akan kisah yang gagal diceritakan.



*menikmati senja di ruang tengah bersama para gadis, membayangkan kami pasukan yang memakai 'seragam' tokoh perwayangan menjalankan drama roro jonggrang dan bandung bondowoso , dimana demi cintanya pada roro jonggrang , bandung bondowoso haris menyelesaikan design brief dalam satu malam , terektektektek~*


Sabtu, 21 Maret 2015

ketukan

hafal betul suara ketukan manis itu
ketukan menggoda dari jendela 1x1,5 meter seberang pintu
satu-satunya media untukku bercengkrama dengan makhluk diluar sana
juga tempat dimana kita selalu menyapa dengan rindu yang dikubur paksa



*menikmati senja yang mengendap antara angin kencang yang memberikan kabar akan datang hujan - seperti biasa , diiringi tembang lawas cinta anak-anak muka bumi yang picisan dan ...liar . Seliar perasaan dan imajinasi yang ada dalam pikiran sambil sesekali bertanya 'kapan datang?' lantas menertawainya .. berdua , dengan sahabat (jiwa) ku.

Benci (?)

bisa jadi kau hanya mendramatisir hati
bermain negatifitas imajinasi
coba tanyakan kembali
apa benar kamu membenci ?

jangan-jangan kamu ‘hanya terlalu mencintai’
wahai jiwa yang ber-cinta suci
:)

Jumat, 20 Maret 2015

teh celup

barangkali...
aku benar-benar hanya sebatas kembang warna irisan daun teh dari dalam kantung celup bertali yang harus disiram air panas didih untuk melarutkan gula digelas dan warnai gigimu yang bersih ..

tolong jangan pinta aku tinggal
aku diciptakan bukan untuk menemani pagi hingga sore lantas bertemu pagimu lagi begitupun sore esoknya ,
karena aku bisa saja segera membasi dan lupa ...
untuk apa (awalnya) aku dicelupkan Tuhan ke duniamu yang masih - begitu 'air putih'

Selasa, 10 Maret 2015

langit dan lempung - tak selera kisah cinta

pernah ku saksikan nyonya lempung bercerita dengan sedu sedannya,
membuat permukaan kulitnya makin becek saja.
ia bercerita tentang kisah cintanya
kami mendengarkan dengan seksama

beberapa dasawarsa yang lalu, langit menyapanya yang masih begitu muda mempesona di suatu senja.
ia begitu gagah dan menggoda, lempung belia tak dapat dikatakan sebagai gadis polos tentunya, ia menjaga wibawa.
"biarpun aku tanah dan berada dibawah... bukan berarti aku makhluk rendah",tekan nya saat itu

tentu saja langit terkesan dengan kesederhanaan dan keanggunan si tanah, ia pura-pura mengabaikan langit muda yang menggebu dapatkannya.
hingga akhirnya setelah sekian lama ia kirimkan puisi lewat  kecup embun, bisikan canda yang disampaikan gemerisik ilalang, dan banyak hal baik yang akhirnya membuat lempung muda memberikan hatinya untuk sang langit .
tentunya dengan beberapa syarat yang di sepakati langit saat itu .

waktu demi waktu berjalan dengan baik, polos, dan tergadang getir. bagi lempung dan langit tentu saja ini hal yang wajar, sayangnya.. seperti sifay dasar langit.. ia begitu tinggi dan suka berubah-ubah suasana hatinya. tak jarang ia menghantarkan paket halilintar ke jantung lempung yang saat itu masih berupa tanah gembur.

ia semakin tua, lempung semakin menderita dan sakit. ia telan tangisannya.
disaat itu pula langit tetap gagah diatas sana.
semua mata memujanya ketika cerah dan mencintainya ketika berawan. bersuka ria ketika hujan dan komat kamit doa ketika badai .
ia begitu kokoh tak terusik masa.

tak ada yang pernah tau bagaimana kisah si lempung dan langit.
yang ia tau... mereka tak terpisahkan.
namun ia sadar, langit tak pernah lagi sama.
bahkan ia lupa, jika langit pernah buatnya tertawa dalam canda rumput liat, ataupun tersipu malu oleh puisi lewat kecupan embun ..

yang ia tahu kini...
ia menjadi lempung tua
favoritnya para kerbau dan petani - petani dari kampung sana
menginjak-injak dengan bajak yang tak kenal lelah dan duka
karena langit terus kiriminya hujan ... dan buatnya makin pekat saja
anak-anak pun takut main diatasnya
mereka berteriak "lumpur hisap !!"

padahal siapa juga yang mau menghisap mereka
dan lintah... senang sekali hidup didalamnya .
bersiap diri jika kaki petani mendekat dan memungkinkan untuk dihisap darahnya.

aku menghela napas.
bertatapan dengan serangga dan fatamorgana
tak sanggup lagi dengar kelanjutan cerita semacam ini
dan perlahan berjalan mundur dari keramaian yang mengerubungi lempung

satu saja yang gemas ingin kusampaikan
terimakasih untuk kisah langit dan lempung...
yang membuatku tak selera dengan kisah cinta
tak percaya dengan semua asa asmara muda.


(nb : entah dari mana, terbayang tulisan liar nan abstrak ini dalam kegelapan malam, menanti kantuk untuk istirahatkan jantung dan tubuh, di iringi sisa suara hujan sejak semalam)



Senin, 09 Maret 2015

(good) BYE

dia berbisik ,"istirahatlah sejenak"
"disini... denganku",lanjutnya ragu .

namun gadis itu hanya tersenyum dari balik pintu yang sedikit terbuka, tangannya erat memegang gagang daun pintu kayu tanpa pelitur sama sekali.

"pulanglah...sebelum guntur memaksamu angkat kaki dari sini", jawabnya lembut dengan senyum kaku

kerinduan sengit mencekik dua belah jiwa. Namun kelam menyilaukan mata dan ia pergi dengan menyisakan senyum berasa sendu .

"...bye..."
salam pun tak lagi terjawab kata, yang ada hanya perpisahan hampa.

-good- *bye*

(nb : menikmati hujan di malam bertajuk 'deadline' )

Minggu, 01 Maret 2015

insting .

"I would like to show you.. what true love can really do... so let me love you and I'll love you.."

liriknya kelebihan dikit jika itu sekedar nyanyian bukan modus (kubilang dengan datar),  namun dia melanjutkan nyanyiannya dengan girang sesekali melirik kearahku yang serius dengan setumpuk beban dan jelaga penuh inspirasi

dari balik jendela, di tengah malam yang membelalak seram, dia masih menemaniku terjaga hingga pagi nanti. Begitu 'janjinya' dari yang ku tafsirkan tanpa sedikitpun kesepakatan diantara kami.

Ini bukan soal mistisnya hubungan kami... tapi ini soal membaca jiwa -satu sama lain tanpa harus menulis, melihat ataupun mendengar.
hanya merasakan...
dengan segenap insting dari Tuhan yang masih tersisa di pangkal logika dewasa yang buat kita selalu lupa.

Minggu, 22 Februari 2015

rambutan

siang memperingati lagi
"tak perlu bernyanyi !"
bahkan dia bosan dengar melodi sumbangku
tapi rasa bosan ini begitu mencekik dan memeras batin hingga kering seperti jemuran di luar sana...
"ada rambutan"
bisikan gaib tiba-tiba menghibur perut untuk kenyang tanpa pusing meninggalkan lemak.

satu persatu dikupas dengan yakin
pikiran tergelitik karena ekspektasi rasa dan segala sensasinya
"haha ! busuk !"
siapa yang bicara 'busuk' ?
siapa yang busuk ?
hentikan !

"naif !"
siapa itu ?
aku hanya berdua dengan diriku disini
mengupas rambutan yang tak sesuai ekspektasi . itu saja !
lalu dengan bahagianya makhluk itu muncul diantara jemariku, rambutan dan jemari tangan satunya.

hiiiiiy !
"hai"
baiklah ... pak ulat !!!
hai jugak, aku tak tau harus bilang apa setelah begitu banyak hal yang begitu naif dan abstrak akhir-akhir ini..
satu saja pertanyaan ku untuk mu
"woohhoo. pertanyaan apa itu ?"
aku akan bertanya baik-baik dengan nada menyenangkan buat kita..

"haruskah aku makan rambutan ini bersamamu atau aku harus memakanmu...?"


#edisi musim rambutan
22 Februari 2015 , kontrakan tosca, Sleman

Kamis, 19 Februari 2015

tersedak logika

tersedak logika .

seperti mengunyah rebusan sayur tanpa kesetalian rasa di urat nadinya,
lantas kau kunyah dengan cocolan bumbu kacang, mayonaise dan saus sambal, serta tetesan air yang terbawa dari rebusan.

alih-alih menjadi pendamai
namun membuat keadaan semakin absurd bukan pula memuntahkannya
justru membuat mulut tak henti ingin rasakan sensasinya

buatmu gila dan semakin tergila-gila . tersedak logika !

Sabtu, 14 Februari 2015

gadis dan badai

hujan datang bersama badai. ngamuk
emosi berkecamuk...
namun gadis itu tetap tenang, menyiangi tunas-tunas baru di pot miliknya
bergeming...

seketika air dari langit meronta menerpa tubuh semampainya
angin yang kuat mendorongnya kebelakang...
memaksanya masuk ke dalam mencari kedamaian yang begitu hangat
tetapi ia tak beranjak sedikitpun dari tempatnya

matanya kelilipan tanah yang ikut terhempas bersama segenap emosi barusan
perlahan ia mengerdipkan kelopak matanya
dan pandangannya membaik
gadis itu tertawa ringan, tak menghiraukan

suasana menjadi-jadi ...
atap-atap seakan siap diterbangkan
dan dia berlari menantang halilintar
liar menari dinaungan badai
kakinya seolah terikat kuat dengan tanah
buatnya yakin semuanya baik-baik saja

"akulah anak bumi !" teriaknya lantang pada langit, lantas tertawa terbahak-bahak menelan banyak tetes air hujan

Kamis, 12 Februari 2015

jangan mati

kau dengar ketukan tadi pagi ?
iya... ketukan yang dalam itu
tidakkah menggetarkan sukma mu ?
suara itu yang membangunkanku dari kematian pagi ini

lalu kau rasakan sinar itu ?
yang datang menghardik dalam diam
ia hanya sebentar menghampiri
lalu pergi meninggalkan gosong di kulitku

malam ini
mereka datang bersamaan
berkolaborasi dalam bentuk kelam ditengah pekat
disusul suara gemuruh yang takkan mampu menyaingi
mereka yang tercepat !
pertama kakiku, badan, hingga akhirnya otakku dibekukan dalam sekejap

aku tanya kenapa harus begitu ?
mereka bilang...
cuma tak ingin aku terjaga .
"tidurlah ... tapi jangan sampai kau mati", serunya
aku akan mengetuk jendela beku itu pagi - pagi sekali.
sebelum surya menyambutmu

Jumat, 06 Februari 2015

SRIWEDARI 1

tali-tali baja menegang menghadapi siang yang makin mencubit hingga epidermis
tanya jawab bergulir dihantar udara dari dua tiga empat  lima bibir didalam gerbong kereta (mungkin lebih? )

menggores jemari dan menjahit ikatan psikologis singkat berbahan etika dan cinta
si tokoh bilang "berbuat kebaikan itu bikin nagih"

kalimat sakti itu mengiang sekokoh dan sepanjang rel kereta yang dihempas roda besi yang menua
ciptakan sodara-sodara beda rahim dan masa

Rabu, 28 Januari 2015

kabut

lubang hidungku tak cukup besar untuk menangkap berbagai aroma pagi itu
melawan arus angin dengan kecepatan

"hey !!!"
mereka panik ketika mentari meneriaki
kabut yang turun dari semalam
mencumbui pepadian dimuka bumi yang centil menggoda...

"haah.. darah muda !"
buru-buru awan tipis nekad itu menguap keatas.. membaur dengan muka polos dan terbang tinggi sebagai partikel yang lebih halus dari sebelumnya
tujuannya satu -segera kelangit !-
dikiranya sang surya tak pernah muda


benaknya diisi angan obsesif akan cinta pertama dan sejati
"hahahaha"
dia berharap segera mengepal bersama uap lainnya
berarak dari atas ke bawah
kembali turun dengan naluriah, kepolosan beserta kebodohan ala sosok muda belia

menemui kisah cintanya yang baru saja ia mulai
berpeluk dalam rindu
berselimut penuh asa
menyatu dengan syahdu


Senin, 26 Januari 2015

mesam mesem

"sekarang kau sudah bisa tenang ?"
dia selalu saja menyelipkan cekikikan renyah DENGAN TEPAT
aku tersenyum pita kupu-kupu . begitu kira-kira
karena aku tak tau apa bedanya dengan senyum simpul

mulutku tak mengeluarkan suara apapun
namun senyum ini tak bisa lepas daru wajah
kugenggam teralis besi dengan aksen melintir itu.. menempeklan wajahku diantara besi teralis .
mengendus seperti anak kucing yang malu malu mendekati ikan goreng di depannya

mesam-mesem !
selama itu
kami hanya menatap
dan mesam-mesem

Sabtu, 24 Januari 2015

dosa

terengah..
tersadar tengah diatas kasur yang semakin tipis dimakan masa berikut massa
terbangun dari  mimpi yang entahlah kenapa terasa begitu nyata

angin meniup dingin
"jendelanya !"
teriakku dalam diam
mata dan nalar menangkap logika
namun tubuh enggan untuk bergerak menutupnya

BRAAARRSSS
miliaran butir air jatuh dari langit
menusuk epidermis bumi bertubi-tubi
terperanjak dari kasur
seketika berlari menghampiri bukaan 1x1,5 meter itu

dia tersenyum
seperti 'kemarin'
entah berapa lama 'kemarin' dan berapa banyak kemarin yang kulewati
namun dia selalu disana tersenyum teduh
seakan 'kemarin' adalah kemarin

aku malu.
aku tau aku yang mengabaikannya diantara hari-hari 'kemarin'
"sudah cukup berkelananya ?"
tanyanya singkat
aku menunduk saja. tak berani menatapnya

namun hembusan dingin mengusap wajahku lembut
"tidak apa-apa ... reseptormu butuh pencecapan rasa", lanjutnya bijak dengan nada yang menghanyutkan

rasanya aku seperti rontokan daun kering di atas tanah yang tergiring menuju kubangan banjir didepan rumah
siap menuju siring dan berlayar diatas sungai
ingin hanyut saja ! bersama seluruh rasa bersalahku

"maaf, aku berbuat dosa"

"berbuat dosa ? bagiku itu bukanlah dosa , sayang...", dia tertawa renyah dari balik jendela

"tapi..",nadaku merengek dalam ...
malu dimaafkan begitu saja

"bukan masalah ... sama sekali...
aku tau betul, kamu mecicil dan liar"

"maaf..."

"apa yang perlu dimaafkan ? dan siapa yang salah ? tidak ada..."

aku mendongak. meski segan.

"karena pada akhirnya...aku akan selalu jadi 'rumah' untuk kau pulang.."

"bukannya ... aku rumahmu itu ?",tanyaku memberanikan diri

"keduanya. kita rumah bagi satu sama lain"
dia menatapku dalam..
mengkuiliti kerak kebencian dijiwa
yang mengerigisi diri sendiri beberapa hari
seketika memberi gambaran masa depan dengan penuh asa.
kuyakin bahagia.



Jumat, 23 Januari 2015

bintang

suatu ketika aku bertanya soal bintang
kenapa banyak orang di muka bumi memujanya ?
padahal ia jauh diatas sana.
hanya setitik pijar dalam jumlah yang banyak...
kenapa pula bintang selalu jadi perumpamaan tingginya asa anak manusia, hingga terkesan sulit sekali menggapainya ???
entahlah ...

lalu , apakah karena bintang banyak pemujanya lantas bintang menjadikan dirinya rendah dan menempel manja ke orang-orang dibumi ?

semua orang mampu membeli replika, lampu dengan sinar khusus hingga membawa 'kembaran' sang bintang ke langit-langit rumahnya
namun .. akankah sama ? akankah efek cahaya itu mampu disamakan indahnya dengan yang aslinya ?

jelas tak bisa disamaratakan .. antara yang dicintai karena keindahan alaminya
dengan tipuan mata belaka.
coba saja kau tanyakan dan jawab sejujur-jujurnya ...
ke dalam jiwamu .
"apakah sama ??"

berhentilah menyakiti dengan menyama rendahkan sesuatu yang baik kedalam hal yang tidak lebih baik bahkan tak layak.. sedang hati kecilmu berkata.. itu tidak layak.
mengertilah... pahamilah .., sayang



Minggu, 18 Januari 2015

kesatria

berlari membelah lautan manusia
menyisiri ilalang keraguan yang menjulang sampai langit,
menutupi dengan kekhawatiran yang mendramatisir mimpi dan harapan
mengambil serpihan kemungkinan yang digali, mengerahkan seluruh kekuatan
mencari dimana kesatria sejati berada
berharap tak ada lagi yang bisa sakiti diri

pada akhirnya, terjatuh tepat di depan kubangan air yang tenang, sisa hujan semalam...
matanya tertuju pada cermin alam itu
air memberi aba-aba
sengaja bergeming
merefleksikan sosok kesatria yang dicari-caruselama ini...

ia ada...benar-benar ada...
menggenggam erat jiwa
mencairkan rasa yang terlanjur beku,
menjahit rajutan yang kadung terlepas,
memperjuangkan apa yang layak diperjuangkan .
dan ia bersemayam kokoh dikerajaannya
'didalam sini'.