Rabu, 23 Desember 2015

Picisan 1:4

Denganmu...
Aku belajar merasai  dalam lumpuh
Melihat dibalik pejam
Menghirup diantara kedap
Mengeja meski buta aksara
Mendengarkan dalam sunyi


Nb :: Jijay kan ?
Ngaku  jijay aja yakan ?.. Yg bikin aja bilang jijay kok ;'v
Wakakkakaakak
Selamat jadi gila. Selamat jatuh cinta. Selamat malam wahai pecinta


Kamis, 17 Desember 2015

sampai jumpa - pulang

"apa yang sedang kamu lihat ?",dia bertanya dalam dinginnya kemarau .
"mata mereka yang menusuk nyeri kedalam sukmaku"
"mm.. lantas ..??"
 aku menoleh gemas namun terikat bibir ini dalam senyum tipis

mencengkramnya dengan pandangan yang mengintimidasi
"k..kamu... pakai lagi sihirmu ?", ia tergagap
buatku terkekeh kesamping dan mencengkramnya kembali
"dengarkan baik-baik, sayang..."
memperingati kembali meski ku tau pasti tetap didengarkannya tanpa harus meminta

"setelah ini, mungkin aku akan pergi AGAK jauh..."
"lalu ?"
"lalu ... kita akan lihat, kemana benang merah ini akan membawaku"
"maksudmu ? tidak kembali ?"
"entahlah... aku pun tak tahu... tergantung radar mana yang membawaku kembali ke 'rumah' ku"

matanya membelalak, pupilnya membesar
"rumah yang sebenarnya",lanjutku menatap barat
"bukankah aku rumah ...mu---"
"entahlah... apa kau mampu membuat sinyal yang kuat untuk membawaku kembali ? tak ada yang tahu, Kita lihat saja nanti... "
perlahan cengkraman itu melonggar
dan keheningan yang kudapat dari secarik senyuman halus yang kusanjungkan

"pada akhirnya... kita yang memilih untuk bergerak atau tetap diam dari pencarian dan keinginan untuk dicari... sisanya tinggallah-"
"-berserah dan ikhlas",sambung si bisu tiba-tiba

sore mendadak serak, tak lagi memanggil camar dari kejauhan
meninggalkan keduanya dalam sunyi
namun semesta paham betul
ada yang meledak-ledak dikeduanya


"sampai jumpa - pulang"





yang 'menggantung'

mereka bilang "Desember membuat semua harapanmu terwujud"
lantas bergelantunganlah mimpi-mimpi itu diatas kepala tuannya
menjuntai jauh dari pangkalnya ...
dilangit ketujuh sana mungkin, pikirku -agak apatis

atau lebih tepatnya sudah dapat menebak
apa yang akan terjadi satu dua bulan berikutnya
"masih kah ada yang tergantung disana ?"
karena mata ini begitu mencintai mimpi-mimpi yang menggantung kuat
diatas kepala pemiliknya

bahkan dengan melihat saja
seakan rela menjadi helaian tali diantara keduanya
yang menggantung menahan beban
menjaga mimpi-mimpi itu dari kuatnya angin
serta godaan grafitasi bumi

'semacam itulah'


hanya 'belum'

kita belum selesai, sayang ...
kita hanya belum bergerak untuk mencari
juga belum menyiapkan radar untuk ditemukan
tak ada yang tau kapan semuanya akan siap dan menangkap

;)