Jika kopi menyampaikannya dengan semangat yang menggebu dari seduhan air didih yang mengeluarkan aroma magisnya hingga mampu membuat seorang manusia menjadi begitu terbelalak dan aktif-asertif...
Maka teh menyampaikannya dengan panas 80° beserta kesabaran untuk memerahkan seluruh wadah entah itu berupa cawan, cangkir, gelas, bahkan mungkin poci.
Kemudian memenuhinya dengan aroma dan rasa yang begitu tenang dan dalam sebuah relaksasi dalam tiap hirupan. Sangatlah santun-bijaksana...
sekedar wadah untuk 'perbuatan' tanganku yang pecicilan , beberapa buah pemikiran yang terinspirasi oleh apapun dari jiwa yang begitu terpesona dengan kehidupan , setiap detail rumit dan mudahnya ... selamat mencicipi kisah para reseptor dan emosi dari tangan yang masih begitu 'mecicil' dan liar ...
Kamis, 27 Agustus 2015
Jumat, 14 Agustus 2015
aku kelak
Kelak, saat kau memasuki rak-rak yang menyempit di penghujung toko buku tua...
Akan kau temukan aku bercerita lewat judul-judul buku syair yang kau lewati
Kau takkan pernah merasa asing membacanya
Kelak, ketika mendengar alunan musik cinta realita
Kau akan mendengarku menyanyikannya ditempat yang pernah kukumandangkan asa disana, bersama..
Memahami derai makna yang pernah kubacakan suatu malam
Diantara badai dan kelam
Tiap kau menepi Dari hujan
Yang kau lihat adalah tarian sunyi
Antara aku dan mimpi
Jiwa muda nan ceria dengan sejuta luka
Seperti menemukan huruf vokal diantara apitan konsonan disetiap tulisan
Seperti itulah aku diantara kehidupan
Tak akan hilang ditelan kematian
Hembusan sejuk dan ronta dalam angin
Pandangan dalam mata
Tarian dalam Hujan
Maut dalam sejuta asa
Aku tak pernah membuat kutukan, sayang ...karena Aku selalu menyebutnya kenangan
Dan ...
Jika kau kelak mempertanyakan lagi kenapa aku melalukan semuanya ...
"Aku hanya mencukupkan tugasku", begitu jawabku tenang
Akan kau temukan aku bercerita lewat judul-judul buku syair yang kau lewati
Kau takkan pernah merasa asing membacanya
Kelak, ketika mendengar alunan musik cinta realita
Kau akan mendengarku menyanyikannya ditempat yang pernah kukumandangkan asa disana, bersama..
Memahami derai makna yang pernah kubacakan suatu malam
Diantara badai dan kelam
Tiap kau menepi Dari hujan
Yang kau lihat adalah tarian sunyi
Antara aku dan mimpi
Jiwa muda nan ceria dengan sejuta luka
Seperti menemukan huruf vokal diantara apitan konsonan disetiap tulisan
Seperti itulah aku diantara kehidupan
Tak akan hilang ditelan kematian
Hembusan sejuk dan ronta dalam angin
Pandangan dalam mata
Tarian dalam Hujan
Maut dalam sejuta asa
Aku tak pernah membuat kutukan, sayang ...karena Aku selalu menyebutnya kenangan
Dan ...
Jika kau kelak mempertanyakan lagi kenapa aku melalukan semuanya ...
"Aku hanya mencukupkan tugasku", begitu jawabku tenang
Sabtu, 08 Agustus 2015
mari dansa pulang
suhu malam ini mengingatkanku dengan pesta dansa musim lalu...
tidakkah saat itu kau buatku tak menapak
...untuk kesekian kalinya ?
musim kini telah berganti,tapi tak mengapa
tak perlu gundah dengan jarak yang ada
aku tau bumi takkan mampu menjadi rumah bagimu-bagi kita
Tapi tidak denganku, percayalah...
sampai kapanpun akulah rumahmu
kembalilah jika kau lelah, aku akan menyiapkan secangkir minuman hangat
beserta kudapan yang selalu kusiapkan tiap malam
(meskipun akhirnya kau tak juga datang)
membayangkanmu datang ...
dengan membawa semua ekspresi dari pengalaman di luar sana
bercerita banyak hal hingga fajar membuka cakrawala nan benderang
sayang, jika nanti kau datang pulang
sisakan energi dan jiwamu untuk menari bersamaku, ya ?
kali ini, kita akan melayang bersama
menjadi anak bumi yang menari hingga kelangit sana
tidakkah saat itu kau buatku tak menapak
...untuk kesekian kalinya ?
musim kini telah berganti,tapi tak mengapa
tak perlu gundah dengan jarak yang ada
aku tau bumi takkan mampu menjadi rumah bagimu-bagi kita
Tapi tidak denganku, percayalah...
sampai kapanpun akulah rumahmu
kembalilah jika kau lelah, aku akan menyiapkan secangkir minuman hangat
beserta kudapan yang selalu kusiapkan tiap malam
(meskipun akhirnya kau tak juga datang)
membayangkanmu datang ...
dengan membawa semua ekspresi dari pengalaman di luar sana
bercerita banyak hal hingga fajar membuka cakrawala nan benderang
sayang, jika nanti kau datang pulang
sisakan energi dan jiwamu untuk menari bersamaku, ya ?
kali ini, kita akan melayang bersama
menjadi anak bumi yang menari hingga kelangit sana
Langganan:
Postingan (Atom)